Pendidikan dan Jati Diri Bangsa (Bagian Pertama)

Penulis: Awaluddin
Sekretaris Dewan Pendidikan Polewali Mandar Bidikcelebes.com – Jumat, 02 Mei 2025.

Apa yang dimiliki bangsa ini secara historical dalam perjalanannya memasuki usia 80 tahun. Banyak. Bangsa indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dan memukau, baik dari ketertindasan kolonialisme ratusan tahun bahkan abad yang telah ditorehkan para ponggawa kerajaan masa lampau dengan setumpuk heroisme membebaskan masyarakatnya agar menjadi manusia yang bisa mandiri, militan dan keluar dari keterpurukan penindasan atas bangsa bangsa lain.

Bangsa ini memiliki sejarah teologis yang panjang dalam pergumulan teokrasi ditengah ke-purba-an yang dikendalikan oleh kepercayaan paganisme, kebudayaan dengan berbagai corak dan warna hasil persinggungan abad abad sebelum masehi. Kemudian bergeser ke arah Renaisance yang ditandai sejarah peradaban eropa dengan kebangkitan kembali minat dalam ilmu pengetahuan, seni, dan budaya klasik Yunani dan Romawi.

Periode ini berlangsung antara abad ke-14 dan ke-17, menjadi jembatan antara abad pertengahan dan zaman modern. Perebutan sumber daya alam (VOC) untuk menjaga keberlangsungan kehidupan umat manusia menjadi awal cikal bakal perseteruan yang akhirnya harus berhadap-hadapan mempertahankan diri agar kita tidak hilang dalam aneksasi penjarahan bangsa lain di dunia.

Memasuki abad 20 ada kebangkitan dan kesadaran yang tercerahkan, mulai muncul di celah celah keterpurukan bangsa akibat kebodohan sehingga memunculkan pemikiran bangsa ini harus segera menemukan dirinya agar lumat dalam cengkraman kebiadaban penjajahan, karena jika ini terus berlangsung tanpa revolusi pemikiran ini akan menyusahkan anak anak bangsa yang akan lahir dikemudian hari dan itu tidak boleh terjadi sehingga apapun yang terjadi, bahkan jiwa dan raga sekalipun harus dipertaruhkan untuk meletakkan pondasi bangunan yang akan ditempati bernaung dan berteduh bagi generasi yang akan datang.

Pintu untuk memasuki gerbang rumah tersebut adalah dengan membebaskan diri dari kebodohan kebodohan yang diciptakan para penjajah agar kita tetap berada dalam payung besar ketertinggalan, karena ketertinggalan berarti pundi pundi ekonomi yang terus mengalir ke lumbung-lumbung mereka dan tetaplah bangsa ini menjadi kayu bakar dalam menyalakan api unggung untuk menerangi kehidupan bangsa kolonial.

Kemudian lahirlah pondok kecil taman siswa yang berawal dari sumbu kecil yang di kemudian hari menjelma menjadi pelita menembus kulit ari dan pori-pori anak anak bangsa yang mulai mengalami kesadaran esensial membangunkan nusantara dari tidur panjangnya, ternyata kunci dari semua keterbelakangan ini adalah “Pendidikan”.

#Bersambung…

(Visited 16 times, 1 visits today)
Bagikan