Headline NewsKesehatanPemerintahanSulawesi Barat

Ketua HIPERMAKES Polman Soroti Dugaan Penolakan Pasien Kecelakaan di RS Regional Mamuju

Bidikcelebes.com,POLMAN – Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Kesehatan (HIPERMAKES) Cabang Polman, Muhammad Afdal, menyesalkan insiden yang menimpa seorang warga bernama Hendra, korban kecelakaan lalu lintas yang dilaporkan sempat mendapatkan penolakan saat hendak mendapat perawatan di Rumah Sakit Regional Sulawesi Barat (RS Regional Mamuju).

“Saya pribadi sangat menyayangkan tindakan tersebut, karena hal ini sudah melanggar Undang-Undang Kesehatan yang menjamin pelayanan bagi pasien, khususnya dalam kondisi gawat darurat,” tegas Afdal dalam keterangannya.

Menurut Afdal, kendati kondisi Instalasi Gawat Darurat (IGD) disebut dalam keadaan penuh, tenaga kesehatan seharusnya tetap memberikan tindakan awal sebagai bentuk tanggung jawab kemanusiaan.

“Kalau memang IGD penuh dan pasien lain ada yang di kursi roda, seharusnya dokter jaga tidak langsung menyarankan pasien dirujuk ke rumah sakit lain tanpa memberikan pertolongan pertama. Minimal dilakukan pembalutan luka untuk menghentikan pendarahan, apalagi korban mengalami luka terbuka atau dugaan fraktur di bagian paha,” ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat, dr. Marintani Erna Dochri, telah menyampaikan permohonan maaf atas insiden ini. Ia menjelaskan bahwa pihak rumah sakit tidak bermaksud menolak pasien, melainkan menyarankan agar pasien dibawa ke rumah sakit lain karena kondisi IGD saat itu tidak memungkinkan untuk menerima tambahan pasien.

“Kami tidak pernah menolak pasien. Saat itu kondisi IGD sudah sangat penuh, bahkan ada pasien yang hanya bisa ditangani di kursi, padahal seharusnya itu tidak dibenarkan. Namun karena alasan kemanusiaan kami tetap melayani mereka. Untuk pasien kecelakaan yang datang, kami tidak punya tempat tidur kosong, padahal korban butuh penanganan serius dalam posisi berbaring,” jelas dr. Marintani.

Namun, klarifikasi tersebut tetap dinilai tidak cukup oleh Afdal.

“Mengeluarkan pernyataan pembelaan seperti itu sangat disayangkan. Faktanya, petugas tidak memberikan penanganan awal dan langsung menyarankan untuk dirujuk. Itu sama saja seperti mengabaikan tanggung jawab dan melupakan sumpah profesi,” tegasnya.

Ia pun berharap kejadian ini bisa menjadi bahan evaluasi serius bagi pihak rumah sakit dan pemerintah daerah.

“Pemerintah harus turun tangan. Harus ada pemeriksaan terhadap seluruh tenaga medis yang bertugas saat kejadian, termasuk direktur rumah sakit. Ini penting agar SOP pelayanan benar-benar ditegakkan dan kejadian serupa tidak terulang lagi,” pungkas Afdal.

(Visited 88 times, 1 visits today)
Bagikan